Kota
Malang saat ini bisa dibilang sudah menjadi kota pendidikan. Berbagai macam
perguruan tinggi ada di Kota yang tak lagi dingin ini. Universitas Brawijaya, Universitas
Negeri Malang, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim dan Politeknik
Negeri Malang merupakan Perguruan Tinggi
Negeri di Kota Malang, selain itu ada Universitas Muhammadiyah Malang,
Universitas Merdeka dan masih banyak kampus swasta yang populer. Ada juga
kampus Indie (kurang terkenal) yang mulai menunjukkan eksistensinya, salah
satunya kampus tempat saya nyari ijazah, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indocakti.
Dengan banyaknya perguruan tinggi di Kota Malang tersebut bisa dipastikan
puluhan ribu mahasiswa baru menyerbu perguruan tinggi yang berada di Kota
Malang setiap tahunnya. Mayoritas dari mahasiswa baru tersebut adalah pendatang
yang berasal dari luar Kota Malang bahkan luar pulau Jawa.
Populasi
penduduk di Kota Malang juga meningkat setiap tahunnya, penyebabnya adalah input dan output yang tidak seimbang. Setiap tahun banyak mahasiswa baru yang
masuk Kota Malang dan banyak juga para mahasiswa yang sudah masuk ditahun-tahun
sebelumnya lulus tidak pada waktunya alias molor, seperti saya yang jadi
kesayangan dosen pembimbing tugas akhir, sehingga beliau tidak rela membiarkan
saya lulus dan pergi dari kota Malang secepatnya. Selain itu suasana Kota
Malang sangat mendukung untuk kehidupan anak muda. Banyak tempat-tempat wisata
indah di sekitar Kota Malang, Kota yang biasa disebut Kota apel ini juga aman
untuk pacaran dan nongkrong (aman orangnya sepeda motornya tidak). Mereka tidak
perlu takut ketika nongkrong ataupun kencan dengan pasangannya di tempat-tempat
umum ketika malam hari karena suasana yang kondusif dan Kota ini masih hidup
ketika tengah malam sekalipun. Sehingga banyak para mahasiswa yang sudah
menyelesaikan studinya tetapi tidak langsung kembali ke kampung halamanya
ataupun kerja di Kota-kota besar yang lebih menjanjikan gaji besar dibandingkan
standar gaji di Kota Malang yang hanya pas-pasan untuk kebutuhan hidup
sehari-hari. Mereka banyak yang memilih menghabiskan masa mudanya di Kota
Malang.
Semakin
bertambahnya populasi penduduk di Kota Malang ini membuat banyak warga asli
yang berpendapat miring, mereka mengeluhkan jalan-jalan di Kota Malang yang
menjadi macet, budaya lokal Malang yang semakin tertindas, suasana kampung yang
biasanya adem ayem menjadi ramai akibat banyaknya anak-anak kos yang hilir
mudik di gang-gang kampung dan juga tingkat kemesuman di lingkungan mereka yang
meningkat akibat ulah mahasiswa yang tidak kuat membayar sewa hotel sehingga
membawa pasangannya untuk berbuat mesum di kamar kost.
Tetapi
selalu ada hikmah di balik semakin ramainya Kota Malang tersebut. Seperti di
awal tahun ajaran baru ini, seketika Kota Malang menjadi Kota yang sangat
sibuk. Para mahasiswa baru mulai menyerbu Kota Malang untuk mengikuti kegiatan
orientasi di kampus-kampus baru mereka. Mereka pasti juga mencari tempat kost
ataupun rumah kontrakan yang akan digunakan selama mereka menempuh pendidikan
di Kota Malang. Para mahasiswa baru ini juga akan sibuk browsing untuk mencari
rute angkutan umum ke kampus, mencari tempat-tempat makan dan nongkrong yang
asik dan murah, juga jasa-jasa lainnya untuk mencukupi kebutuhan mereka.
Serbuan mahasiswa baru ini bisa dimanfaatkan
warga lokal untuk ikut-ikutan sibuk juga. Mereka merenovasi rumah-rumah mereka
untuk dijadikan kamar kost dan bagi para pemilik rumah kosong, mereka akan
seketika mempercantik rumah kosongnya agar ada mahasiswa tertarik untuk menyewa
rumah tersebut. Banyak juga para pengangguran yang mendapat profesi dadakan
sebagai makelar kamar-kamar kost ataupun rumah kontrakan dan ada juga yang
menjadi kuli bangunan musiman untuk merenovasi kamar kost ataupun rumah
kontrakan
Bidang
transportasi umum juga seakan menggeliat kembali. Para supir angkot yang
biasanya ogah-ogahan beroperasi menjadi tiba-tiba berubah bangun pagi memancal
pedal gas angkotnya untuk menyasar para mahasiswa baru yang akan berangkat
pagi-pagi untuk mengikuti kegiatan ospek. Pangkalan ojek yang biasanya rame
oleh tukang ojek maen remi ataupun maen catur menjadi sepi karena personilnya
sibuk hilir mudik mengantar jemput para mahasiswa baru ke kampus anyarnya.
Bidang
kuliner juga tak luput dari efek serbuan mahasiswa baru ini. Warung-warung
makan menyediakan masakan yang lebih banyak dari biasanya, makanan yang
dijualpun seakan-akan terasa lebih enak dari biasanya. Mereka memberikan
pelayanan ekstra agar banyak mahasiswa baru yang berlangganan di warung miliknya.
Café ataupun restaurant juga ikut
menyemarakkan suasana musim mahasiswa baru ini, mereka memperbarui menu-menu
makanan dan minumannya. Para pemilik café juga sedang gencar-gencarnya membuat
promo special untuk menarik para mahasiswa baru ini untuk menyerbu café miliknya.
Karyawan-karyawan café dan restaurant akan pulang lebih malam untuk melayani
para mahasiswa baru yang sedang asik-asiknya nongkrong bersama teman-teman baru
mereka.
Bidang
jasa lainya juga akan ikutan sibuk di musim serbuan mahasiswa baru ini. Para
pemilik usaha laundry akan bekerja sama dengan tukang ojek untuk menawarkan
jasa antar jemput cucian. Para pemilik warnet juga akan memperbarui perangkat
komputernya dan menawarkan promo paket hemat bagi mahasiswa baru. Pemilik jasa
fotocopy dan print juga akan menservis mesin fotocopy dan printernya agar prima
saat digunakan untuk melayani mahasiswa baru yang akan memfotocopy
berkas-berkas ataupun mencetak tugas-tugas kampusnya. Semua hal ini dilakukan
oleh para pengusaha di bidang jasa untuk menarik para mahasiswa baru agar
berlangganan mengunakan jasa mereka.
Tidak
hanya itu saja, ketika mahasiswa baru mulai akrab dengan suasana tempat tinggal
barunya. Mata warga kampung tempat para mahasiswa baru ini tinggal akan semakin
tajam untuk mengawasi gerak-gerik mahasiswa baru yang tinggal di kampungnya.
Ketika melihat pasangan beda jenis masuk kamar kost dalam durasi yang panjang,
para warga kampong akan ramai-ramai menggrebek pasangan tersebut dan mengancam
melaporkan pasangan mahasiswa baru tersebut ke orang tuanya atau meminta semen
sepuluh sack sebagai denda atas perbuatanya jika pasangan tersebut tidak ingin
dilaporkan ke orang tuanya. Denda dalam wujud semen ini bisa digunakan untuk
memperbaiki infrastuktur kampong mereka.
Nah,
serbuan mahasiswa baru di tiap awal tahun ajaran baru ini tidak hanya
memberikan efek negative di Kota Malang. Warga lokal Malang dan juga para
pengusaha di Kota Malang juga bisa meraup keuntungan lebih dari fenomena
serbuan mahasiswa baru ini. Dan bersyukurlah ketika banyak orang mesum di
lingkungan anda, karena secara tidak langsung mereka memberikan sumbangsih
untuk membangun infrastruktur di lingkungan anda.